KONGKRIT.COM – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan, sebanyak 24.083 pekerja menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama periode Januari hingga April 2025.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pernyataan itu disampaikan Yassierli dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Ia menyebutkan bahwa dari total tersebut, tiga provinsi tercatat sebagai wilayah dengan jumlah PHK tertinggi, yakni Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau.
"Pada 2025, hingga saat ini, sudah terdata 24.036 pekerja yang mengalami PHK, atau lebih dari sepertiga angka sepanjang tahun 2024,” bebernya.
“Tiga provinsi dengan angka tertinggi yaitu Jawa Tengah sebanyak 10.692 orang, Jakarta 4.649 orang, dan Riau 3.546 orang," lanjut Yassierli sebagaimana disampaikan dalam kanal YouTube Komisi IX DPR.Ia menjelaskan, tiga sektor usaha yang paling terdampak gelombang PHK adalah industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta sejumlah sektor lainnya.
Menurutnya, kerugian yang dialami perusahaan menjadi penyebab utama terjadinya PHK dalam lima bulan terakhir.
Selain itu, terdapat tujuh faktor dominan lainnya yang mendorong perusahaan melakukan pengurangan tenaga kerja.
“Dari total 25 penyebab PHK, tujuh di antaranya paling dominan yaitu perusahaan merugi, relokasi usaha, perselisihan hubungan industrial, tindakan balasan pengusaha, efisiensi, transformasi bisnis, serta kebangkrutan akibat kewajiban kepada kreditur,” jelas Yassierli.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : KompasTV