Tempat menginap yaitu sebuah pondok peninggalan Romusha.
Dalam perjalanan keesokan harinya, rombongan terheran-heran menyaksikan rel kereta api yang berada di atas sungai kecil (diduga adalah Batang Kako di Nagari Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung).
Selanjutnya rombongan melewati hutan belantara menuju Manganti dan tiba di Calau yaitu tanggal 25 April 1949.
Sebuah "Rumah Gadang," milik Marifah Rauf Datuk Rajo Malayu yang tak lain adalah ayahnya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA, dijadikan sebagai tempat menginap Ketua.
Rumah bersejarah itu, sekarang telah dijadikan Museum Rumah Masa Kecil Ahmad Syafii Maarif yang peresmiannya dilakukan tahun 2022 lalu.
Saking menyatunya rakyat dengan PDRI, sampai-sampai Marifah Rauf Datuk Rajo Malayu meminta pemberian nama kepada rombongan terhadap anaknya yang baru lahir.Lima orang awak sender radio (termasuk Umar Said Noor dan Dick Tamimi) merundingkan terlebih dahulu, nama yang sebaiknya diberikan kepada anak saudagar gambir itu.
Siti Auri, Sanderina Auri, Radiatun Auri, Auri Sumkus, Aurina Radyawati, itulah diantara nama-nama yang diusulkan oleh awak radio yang semuanya berhubungan dengan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
"Aurina itu adik Buya Ahmad Syafii Maarif," demikian diungkapkan tokoh masyarakat Sumpur Kudus, yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sijunjung, Asril, S.Pd ketika dikonfirmasi.
Selain di Calau, Ketua bersama rombongan juga pernah menginap di rumah Halifah (orangtua Nurchalifah, istri Ahmad Syafii Maarif) di Nagari Sumpur Kudus.