Puluhan Mahasiswa di Tulungagung Bersama Komunitas Seniman Gelar Visual Arts Exhibition Bertajuk Timpang Tunduk

×

Puluhan Mahasiswa di Tulungagung Bersama Komunitas Seniman Gelar Visual Arts Exhibition Bertajuk Timpang Tunduk

Bagikan berita
 Norma Fadhilla ketua UKM seni rupa Sekar Kusir UIN Satu Tulungagung
Norma Fadhilla ketua UKM seni rupa Sekar Kusir UIN Satu Tulungagung

KONGKRIT.COM - Puluhan mahasiswa di Tulungagung yang berkolaborasi dengan Perupa dan Komunitas seniman Tulungagung mempunyai cara tersendiri dalam memperingati HUT RI ke 78 tahun 2023 ini. Mereka mengadakan acara visual art exhibition berupa pameran seni rupa yang bertajuk “Timpang Tunduk'" dengan bertempat di Balai Budaya Jayeng Kusumo Tulungagung.Norma Fadhilla Khoirun Nisa selaku Ketua Umum UKM Seni Rupa Sekar Kusir UIN Satu Tulungagung kepada awak media mengatakan

Timpang dalam artian suatu keadaan yang tidak seimbang, tidak adil, menguntungkan satu pihak atau menindas pihak lainnya."Sedangkan tunduk adalah patuh, selalu kalah, dan menyerah. Dua kata ini menjadi frasa yang merepresentasikan pembacaan kami pada realitas hari ini. Dimana masyarakat sudah menganggap ketimpangan ini sebagai hal yang lumrah karena perlawanan bagi mereka merupakan hal yang sia-sia," ujarnya, Minggu (03/09/2023) malam.

Kemudian menurutnya dengan maraknya problematika yang terus terjadi dan diabaikan, Dilla mengungkapkan apakah masih bisa dikatakan bahwaIndonesia merdeka.

"Padahal, kemerdekaan yang sesungguhnya tercantum pada sila kelima falsafah negara kita berbunyi. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.Dilla juga menuturkan arti kemerdekaan adalah suatu keadaan yang berdiri sendiri, bebas, lepas, dan tidak terjajah.

Baca juga:

Padahal selama ini sambung Dilla ditengah gencar - gencarnya pembangunan infrastruktur, pemerataan pendidikan, penguatan ekonomi, hingga pengentasan kesenjangan sosial namun nyatanya ketimpangan, kesenjangan dan masih ditemukan terjadinya diskriminasi di masyarakat."Sebaliknya daripada melihat masalah ketimpangan yang besar, lebih baik kita fokus pada ketimpangan yang lebih kecil," sambungnya.

Dicontohkannya, ketika para bos tidak sadar dan membiarkan pekerja lapar saat bekerja atau mengambil uang yang sebenarnya tidak halal dan seharusnya diberikan kepada para pekerja."Ketidak pedulian tim kerja juga bisa menyebabkan ketimpangan baru. Memang sangat disayangkan, meskipun begitu, kita harus menghadapinya," ujar Mahasiswi semester 7 jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin adab dan dakwah.

Untuk itu Dilla mengajak para pegiat seni untuk merespons persoalan ketimpangan ini. Yakni dengan mengekspresikan kondisi masyarakat Indonesia yang katanya sudah “Merdeka” melalui beragam karya seni.Selain itu cara lain berupa mempromosikan seni rupa yang terus berkembang, mendukung pertumbuhan seniman lokal, dan merangsang refleksi serta dialog antara seniman dan masyarakat umum.

"Melalui pameran ini, kami berharap dapat meningkatkan apresiasi seni rupa, memperkaya budaya lokal, mendorong kreativitas dan inovasi, memfasilitasi kolaborasi dan jaringan antar seniman, serta menginspirasi perubahan sosial positif," harapnya.Selanjutnya Dilla yang mewakili penyelenggaran tak lupa juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pameran seni rupa tersebut.

"Alhamdulillah pameran yang kita adakan mulai tanggal 30 Agustus hingga 03 September 2023 ini mendapatkan antusias dan respon dari banyak kalangan yakni dari mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum dimana mereka berkunjung disini," tutupnya.Untuk diketahui, pameran seni rupa tersebut melibatkan seniman dari Tulungagung, Trenggalek, Kediri dan Surakarta serta Bandung Jawa Barat.(im)

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 231487
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini