Jangan Biarkan Aku Berjalan Sendiri

×

Jangan Biarkan Aku Berjalan Sendiri

Bagikan berita
Jangan Biarkan Aku Berjalan Sendiri
Jangan Biarkan Aku Berjalan Sendiri

Oleh:Tongat

Perlunya orang tua yang mempunyai anak menjelang pernikahan, nasehatilah anak anak kita hingga faham mereka membangun rumah tangga. Disunnahkan bagi orang tua menasihatkan tentang kebaikan kepada seorang Istri ( dari anak laki-lakinya). Anas bin malik Radhiyallahu’Anhu meriwayatkan,bahwa para sahabat Rasulullah saw. Jika mengantar pengantin wanita kepada suaminya, maka mereka menyuruhnya(pengantin wanita)untuk berkhitmat dan menjaga hak suaminya.

Nasihat Ayah kepada putrinya menjelang pernikahan.

Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib menasihati putrinya untuk menjauhi rasa cemburu yang berlebihan, karena hal itu merupakan kunci(awal) dari sebuah perceraian.Di samping itu, Abdullah juga menasehatkan untuk menjauhi sikap banyak mencela, karena hal itu akan melahirkan kebencian. Juga menganjurkan untuk memakai celak mata, karena merupakan hiasan yang terindah. Serta gemar untuk melaksanakan sesuatu yang sangat di gemari oleh rasulullah; seperti mandi dan memakai wewangian.

Baca juga:

Ketika Farafisthah bin Al Ahwash mengantarkan putrinya menuju rumah Amirul mukminin Utsman bin Affan untuk di nikahkan dengannya,Ia menasihati putrinya,”Wahai anakku,sesungguhnya engkau akan menghadapi wanita-wanita quraisy( sebagai saingan) yang lebih mampu berhias dari padamu.Untuk itu,jagalah nasehat dariku, akan dua hal. Pertama,hendaknya engkau senantiasa memakai celak. Kedua, hendaknya engkau membersihkan diri dengan air(mandi serta memakai wewangian), sehingga aromadirimu tidak seperti yang di timbulkan oleh geriba(tempat air yang terbuat dari kulit)yang terkena hujan ( hingga mengeluarkan bau yang tidak sedap).”

‘Amr bin Hajar,seorang raja dari daerah Kindah melamar Iyaas binti’Auf bin Musallam Al Syaibani. Ketika telah tiba waktu pernikahan, Ibunya yaitu Ummah binti Harits menemui dirinya dan menasehatkan kepadanya tentang dasar-dasar dari kehidupan perkawinan yang bahagia serta hal-hal yang wajib di laksanakannya untuk sang suami. Juga tentang sesuatu yang pantas di jadikan sebagai aturan atau pegangan untuk seluruh wanita muslimah. lalu ia ( sang Ibu ) berkata”Wahai anakku, sesungguhnya engkau akan memisahkan diri dari tempat dimana engkau dahulu di lahirkan,dan engkau telah berjanji untuk menempati kehidupan di mana di dalamnya terdapat kehancuran bagi yang lalai dan pertolongan bagi yang berpikir .Walaupun tidak dapat di pungkiri terdapat wanita yang tidak membutuhkan nafkah dari suaminya,karena kekayaan yang di miliki oleh orang tuanya dan mereka( kedua orang tuanya) masih menyayanginya.Akan tetapi, pada dasarnya ( istri ) itu di ciptakan untuk laki-laki( suami) dan laki-laki untuk wanita. Wahai anakku, sesungguhnya engkau memisahkan diri dari lingkungan di mana engkau di lahirkan dan engkau masuk ke dalam lingkungan yang belum pernah engkau ketahui,serta pendamping yang belum engkau kenal.dengan kekuasaannya ia menjadi pengawal dan pelindung bagimu.Maka jadikanlah dirimu sebagai hamba,niscaya ia akan menjadi hamba untukmu dan jagalah perilakumu dirinya yang akan menjadi perbendaharaanmu.

Pertama:Rendah hati dengan menerima apa saja yang di berikan oleh suami dan mendengarkan perkataan serta manaatinya.

Kedua:Mencari tahu akan segala sesuatu yang ia senangi,agar tidak memberikan kesan menyia-nyiakan dan tidak menebarkan aroma kecuali aroma yang wangi.

Ketiga:Mengingatkan kegiatan serta waktu istirahatnya,sebab terus-menerus berada dalam keadaan lapar ( bekerja) dan sulit tidur merupakan penyebab kemarahan dan berkurangnya kemesraan.

Keempat:Menjaga harta dan nama baik keluarga,karena orang yang terbaik mengurus harta adalah siapa yang mampu mengukur dengan baik dan dalam ( paham) akan masalah keluarga serta mampu mendidik anggota keluarga dengan baik.

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 64611
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini