Ia menyayangkan adanya pembatasan yang dinilai mencederai semangat keterbukaan dan kemitraan antara pemerintah dan media.
“Ini bukan hanya tentang penolakan. Ini menyangkut cara pemimpin memperlakukan rakyat dan jurnalis,” tegas Basril, yang juga Ketua Dewan Pembina KJI serta penerima penghargaan Pers Card Number One.
Basril menekankan, Idulfitri semestinya menjadi momentum memperkuat hubungan antara pemimpin dan masyarakat.
Namun, tindakan pembatasan justru memperlebar jarak dan menumbuhkan kekecewaan.
Di sisi lain, pihak Pemprov Sumatera Barat melalui Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Mursalim, membantah adanya pembatasan tamu. Namun, pernyataan tersebut dinilai tidak sejalan dengan fakta di lapangan.
“Kalau tidak dibatasi, mengapa kami ditolak di depan pintu?” tanya Dodi Indra, jurnalis yang turut hadir saat itu.Basril Basyar menutup pernyataannya dengan harapan agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan.
Ia menegaskan pentingnya membangun hubungan saling menghargai antara pemerintah dan insan pers.
“Pers adalah mitra, bukan lawan. Sudah saatnya pemimpin membuka pintu, bukan menutup hati,” pungkasnya.
Editor : Zaitun Ul Husna