KONGKRIT.COM -Kisah Kota Banyumas bagaikan sebuah ode melankolis bagi kejayaan masa lampau.
Di balik hiruk pikuk modernitas, terkubur kenangan tentang sebuah kota yang pernah bersinar terang, namun kini redup ditelan arus zaman.
Banyumas, yang dulunya merupakan primadona Karesidenan Banyumas, menjelma menjadi pusat penting setelah Perang Jawa.
Berkat campur tangan Hindia Belanda, kota ini dihiasi infrastruktur megah, menjadikannya jantung ekonomi dan pemerintahan pada masanya.
Sungai Serayu bagaikan nadi kehidupan, mengantarkan arus perdagangan dan menghubungkan Banyumas dengan dunia luar.
Barang-barang impor dan hasil bumi bertukar tangan di kota ini, mewarnai era keemasan Banyumas.Namun, roda nasib terus berputar. Jalur kereta api baru mengalihkan arus perdagangan, menggeser Banyumas dari singgasananya.
Perpindahan pendopo Kabupaten ke Purwokerto pada tahun 1937 menjadi simbol resmi pudarnya kejayaan Banyumas.
Meskipun demikian, Banyumas tidak sepenuhnya terlupakan.
Jejak-jejak sejarahnya masih terukir di bangunan-bangunan tua, seperti Kejaksaan dan Pengadilan, yang menjadi saksi bisu kejayaannya.
Editor : Devi Irmayani SaiserSumber : Dilansir dari Berbagai Sumber
