Gunung Marapi Sumatra Barat Meletus, Mengungkap Tragedi Tahun 1830 Letusan Terbesar Sepanjang Sejarah

×

Gunung Marapi Sumatra Barat Meletus, Mengungkap Tragedi Tahun 1830 Letusan Terbesar Sepanjang Sejarah

Bagikan berita
Gunung Marapi Sumatra Barat Meletus, Mengungkap Tragedi Tahun 1830 Letusan Terbesar Sepanjang Sejarah (Foto : Dok. Istimewa)
Gunung Marapi Sumatra Barat Meletus, Mengungkap Tragedi Tahun 1830 Letusan Terbesar Sepanjang Sejarah (Foto : Dok. Istimewa)

KONGKRIT.COM -Gunung Marapi, yang menjulang setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berlokasi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat, terus menorehkan catatan sejarah dengan serangkaian letusan yang menggemparkan.

Sebagai salah satu gunung api paling aktif di Pulau Sumatera, Gunung Marapi memberikan pengalaman berkesan melalui peristiwa-peristiwa dramatis yang tercatat dalam sejarahnya.

Letusan pada 8 September 1830

Momen letusan pada 8 September 1830 menciptakan sebuah pemandangan dramatis yang membekas dalam sejarah Gunung Marapi.

Dalam peristiwa ini, gunung ini melepaskan awan pekat berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman, mencapai ketinggian luar biasa sekitar 1.500 meter di atas kawah.

Fenomena ini tidak hanya menjadi bukti akan kekuatan alam yang luar biasa, tetapi juga menggambarkan keagungan dan keangkeran Gunung Marapi sebagai salah satu gunung api paling aktif di Pulau Sumatera.

Awan abu-abu yang menyelimuti langit dengan bentuk kembang kol memberikan pemandangan yang mencengangkan, menciptakan siluet gunung yang menjulang tinggi di atas keheningan alam.

Ketebalan awan abu-abu mencapai dimensi yang sulit dibayangkan, mencitrakan kehebatan alam yang bisa menciptakan perubahan drastis dalam sekejap.

Ketinggian 1.500 meter di atas kawah menjadi saksi bisu dari daya ledak yang dahsyat, menciptakan lanskap visual yang menakjubkan.

Suara gemuruh yang menyertai letusan tersebut menambahkan dimensi emosional pada peristiwa tersebut.

Gemuruh tersebut, seperti suara alam yang membangkitkan rasa hormat dan takjub, memberikan pengalaman sensorial yang mendalam kepada mereka yang berada di sekitar gunung atau bahkan yang jauh dari titik letusan.

Editor : Devi Irmayani Saiser
Bagikan

Berita Terkait
Terkini