Masyarakat Diimbau Tak Perlu Khawatir Berlebihan Akan Teknologi Informasi Komunikasi Mutakhir

×

Masyarakat Diimbau Tak Perlu Khawatir Berlebihan Akan Teknologi Informasi Komunikasi Mutakhir

Bagikan berita
Masyarakat Diimbau Tak Perlu Khawatir Berlebihan Akan Teknologi Informasi Komunikasi Mutakhir
Masyarakat Diimbau Tak Perlu Khawatir Berlebihan Akan Teknologi Informasi Komunikasi Mutakhir

Kongkrit.com – Teknologi baru, layaknya kecerdasan buatan, blockchain, komputasi awan, knowledge science tetap kudu manusia sebagai pengendali. Lantaran demikian, masyarakat tak kudu risau terlalu berlebih akan teknologi baru tersebut. Demikian ucap dua praktisi senior Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Sri Safitri dan Cahyana Ahmadjayadi lewat siaran pers, Rabu, 17 Mei 2023.Sri Safitri dan Cahyana Ahmadjayadi menyusun buku bertajuk "ABCD...X:Xperience Matters, Teknologi untuk Peradaban Digital". Buku itu diluncurkan di Jakarta pada Selasa, 16 Mei 2023.

Sri berpandangan, kecerdasan buatan yang tengah naik daun -misal ChatGPT-, tak mampu mengimbuhkan jawaban bagus, menarik, dan praktis saat tanpa ajuan pertanyaan yang tepat."Tak boleh melupakan, bahwa ChatGPT itu artificial intelligence. Ada unsur kata art atau seni di anggota depannya. Hanya akal dan perasaan berasal dari munusia yang mampu mengendalikan itu," ucap Sri yang terhitung merupakan Head of Digital Vertical Ecosystem PT Telkom Indonesia.

Kehadiran aneka teknologi itu, ucap Sri, kudu ikut mengimbuhkan pengalaman terbaik bagi masyarakat dengan simplikasi sistem bisnis. Berkenaan dengan hal itu, negara-negara di Timur Tengah, layaknya Arab Saudi sudah punya wakil menteri bidang kastemer experience (CX) yang bermaksud menambah pelayanan publik dengan manfaatkan teknologi apa pun.Cahyana Ahmadjayadi menambahkan, pengalaman pengguna terlalu mutlak saat teknologi sudah berkembang menjadi mesin yang mampu belajar (thingking machine).

"Manusia merupakan makhluk berakal ciptaan Ilahi. Sementara itu, teknonologi mampu mempelajari cara berakal dengan kecepatan 100 kali lebih cepat. Kendati demikian, apa pun kecepatan eksponensial teknologi, ujungnya tetap berada di pengalaman pengguna," ucap Cahyana yang pernah menjadi Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, terhitung Komisaris PT Telkom.Sementara itu, Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Fajrin Rasyid mengatakan, ragam, dan kecepatan teknologi terlalu menarik. Berkenaan akan hal tersebut, pandangan pihaknya di antara mampu atau tidak memikirkan rupa teknologi ke depan.

Baca juga:

Sebagai gambaran, dia mengatakan, teknologi yang relevan pada 5-10 tahun lantas mampu tak ulang aktual pada saat ini. Perubahannya pun berlangsung begitu cepat.Rektor Telkom University Prof Adiwijaya menghadiri peluncuran buku. Dia mengatakan, penerapan spirit konsep Society 5.0 pada banyak negara maju tetap tekankan kehadiran teknologi yang berpusat pada manusia. Pasalnya, secepat apa pun, teknologi tetap butuh pengendali logika operasional yang bertopang pada akal manusia.

"Orang belajar accounting di kampus empat tahun, lantas kabarnya digantikan apps. Itu sebetulnya keniscayaan. Akan tetapi, jangan lupa, apps tidak akan faham logika dan konteks soal modal bergulir, atau saat untuk melampirkan modal. Konteks itu cuma dimiliki manusia," kata dia.Selain Adiwijaya dan Fajrin Rasyid, sejumlah tokoh TIK Indonesia ikut ada dalam peluncuran buku, di antaranya, Dirut Allo Bank Indra Utoyo, Ketua Umum KORIKA serta Ketua BPPT 2019-2021 Prof Hamman Riza, Dirut Telkomsel 1995-1998 Koesmarihati, EVP Digital Business PT Telkom Indonesia Komang Aryasa.

Buku "ABCD...X:Xperience Matters, Teknologi untuk Peradaban Digital" berisi 190 halaman teridir atas 7 BAB dengan kode pengidentifikasian ISBN 978-623-5466-45-3. Adapun isi pembahasannya, perihal dengan situasi situasi selepas pandemi, terhitung artificial intellegence, blockchain, cloud computing, knowledge science, kastemer experience, serta konklusi-insight.***

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 224591
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini