Konawe, Kongkrit.com---Dugaan pemerasan yang dialamatkan kepada oknum wartawan Kongkrit.com biro Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara atas nama Nursalim merupakan kesalahpahaman. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Perwakilan Kongkrit.com Provinsi Sultra, Usman setelah melakukan klarifikasi kepada kedua kepala sekolah yang merasa dirugikan. Namun Usman terlihat kecewa saat Nursalim diminta hadir dalam pertemuan tersebut malah tidak hadir.Didampingi beberapa wartawan, LSM dan Kapolsek beserta anggotanya, Kaper Kongkrit.com Usman langsung mengklarifikasi kepada korban atas pemberitaan yang terbit disalah satu media online lokal di Sultra tersebut.
"Nursalim baru bergabung tiga hari di media Kongkrit.com dengan tahap training, makanya Saya kasih surat tugas untuk peliputan dan mencari iklan. Khusus untuk iklan kalau ada kesepakatan dengan pemasang iklan, kita pasang dulu iklannya, baru kita beri kwitansi tagihan, bukan langsung meminta tagihan tanpa memasang iklan, ini sudah tidak benar," kata Usman.
Ditegaskan Usman, sebagai bentuk sanksi yang kita lakukan terhadap saudara Nursalim kita keluarkan dia dari Kongkrit.com dan kita pasang Stop Press, terkait laporan korban yang merasa dirugikan kita serahkan semuanya proses hukum kepada pihak berwajib, karena dia melaksanakan tugas sudah diluar jalur dan aturan main di Kongkrit.com.
Sementara itu, Kepala SD 01 Argamuliya Haslinda, S.Pd bersama Kepala SD Larowiu, Bahmid, S.Pd mengatakan, dua oknum wartawan yang berbeda itu mengklarifikasi beberapa pekerjaan rehabilitasi gedung yang dilaksanakan secara swakelola oleh kepala sekolah. "Mereka datang tanya - tanya pekerjaan pembangunan gedung seperti item pekerjaan Tehel, kata mereka ada beberapa titik yang tidak cocok,dan saya jelaskan semua," ujar Haslinda dikediamannya, Jum'at malam (30/8).Namun kata Haslinda, Nursalim memperingatkan dirinya agar pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki, dan mengenai sambungan kayu tiang diatas harus dikancing, mungkin mereka mengingatkan, ungkap Haslinda saat di wawancarai secara khusus dihadapan Kapolsek Wawatobi dan Sejumlah LSM di Konawe serta Lembaga AP2 Sultra."Pekerjaan rehab gedung yang diswakelolakan tersebut selalu dipantau dan kami melihat pekerjaan tersebut sudah sesuai juklak dan juknis, dan semua pekerjaan kami serahkan kepada tukang sesuai keahliannya," terangnya.
Setelah itu ujar Haslinda, Nursalim bersama temannya berinisial AS mengeluarkan kwintansi untuk menawarkan iklan, tetapi terpikir dalam dirinya saat sosialisasi para kepala sekolah di beri arahan oleh pihak dinas jangan sekali - sekali mengeluarkan uang tanpa ada prosedur."Namanya juga manusia, kami paham oknum wartawan itu selalu mengangkat pemberitaan yang baik dan buruk, yang penting sesuai mekanisme jurnalistik, dan pembicaraan mereka selalu menawarkan iklan dan memperlihatkan contoh iklan di majalah dan online. Dan mereka sempat menunjukan iklan seperti apa yang mau dipasang, harga yang berapa, dan mereka langsung menawarkan harga 2 juta, dan saya menolak karena terlalu tinggi," sebut Haslinda seraya mengatakan upah tukang dan pekerja saja belum kami bayarkan karena belum ada uang.
Akhirnya kata Haslinda, kami berinisiatif untuk memasang iklan dengan meminjam uang kepada guru honorer. Lalu dua oknum wartawan itu mengisi buku tamu dan kwitansi untuk sebuah tanda bukti pembayaran."Saya selaku kepala sekolah mengaku bersyukur, dengan kehadiran bapak - bapak dan selaku penangung jawab media ini, langsung datang untuk mengklarifikasi kepada kami, kami berharap jangan sampai terulang lagi, supaya kami bisa tenang," ungkap Haslinda. (Usman)
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 61672