Pemerintah Salurkan Rp 3,4 Miliar untuk Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir

×

Pemerintah Salurkan Rp 3,4 Miliar untuk Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir

Bagikan berita
Pemerintah Salurkan Rp 3,4 Miliar untuk Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir
Pemerintah Salurkan Rp 3,4 Miliar untuk Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir

KONGKRIT.COM — Pemerintah menyalurkan dana sebesar Rp 3,4 miliar sebagai ganti rugi kepada para pedagang Pasar Badung, Kota Denpasar, yang terdampak banjir besar pada 9–10 September 2025.

Banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan ekstrem akibat badai equatorial rossby, yang tercatat sebagai yang tertinggi dalam 70 tahun terakhir.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan bahwa dana ganti rugi diberikan kepada pedagang yang mengalami kerugian berupa kehilangan barang dagangan dan kerusakan lapak. Penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan data omzet yang telah diverifikasi oleh pengelola pasar.

“Semua rumah rusak sudah tertangani, jalan dan jembatan sedang diperbaiki, dan ke depan kami akan mengaudit empat sungai besar untuk keperluan reboisasi dan penataan ulang. Mitigasi bencana harus diperkuat,” ujar Koster dikutip dari kompas.com, Senin (6/10/2025).

Selain bantuan di Denpasar, pemerintah juga telah menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp 1 miliar untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Tabanan dan Jembrana.

Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota turut menyalurkan santunan sebesar Rp 15 juta per kepala keluarga terdampak untuk membantu pemulihan ekonomi pasca-bencana.

Banjir yang melanda Bali pada September lalu menimbulkan dampak besar, termasuk menewaskan sedikitnya 18 orang dan menyebabkan empat orang lainnya hilang.

Selain korban jiwa, bencana ini juga merusak infrastruktur, menutup akses jalan, serta memicu tekanan psikologis di tengah masyarakat.

Dalam pernyataannya, Koster juga menyoroti sejumlah tantangan struktural yang dihadapi Bali, termasuk kesenjangan fiskal antarwilayah, alih fungsi lahan yang mencapai 700 hektare per tahun, kemacetan lalu lintas, dan peningkatan volume sampah seiring pertumbuhan sektor pariwisata.

“Pariwisata menyumbang 66 persen perekonomian Bali, namun sektor ini sangat rentan terhadap bencana dan isu keamanan. Karena itu, kami sedang merancang transformasi ekonomi agar Bali bisa bertahan dengan atau tanpa pariwisata,” jelasnya.

Editor : Hanny Tanjung
Bagikan

Berita Terkait
Terkini