KONGKRIT.COM - Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, diklaim berhasil dikelabui oleh Iran dalam serangan balasan terbaru.
Informasi tersebut diungkap oleh pakar militer dan sejarawan Angkatan Pertahanan Udara Rusia, Yuri Knutov, yang menyebut Iran mampu mengecoh sistem transmisi dan koreksi data rudal Israel, hingga menyebabkan sistem tersebut menargetkan posisinya sendiri.
“Iran membuat sistem pertahanan Israel kewalahan dengan menerobos transmisi dan koreksi data sejak fase awal penerbangan rudal,” ujar Knutov.
Berdasarkan rekaman yang dianalisis, Iran diyakini menggunakan sistem pemandu inersia untuk mengacaukan arah rudal, sehingga malah menyerang baterai rudal milik Israel sendiri.
Dalam serangan yang terjadi, Iran meluncurkan lebih dari 100 drone Shahed untuk membuka serangan, diikuti rudal balistik model lama sebagai umpan, serta rudal hipersonik Fattah yang diklaim tidak bisa dicegat sistem pertahanan seperti Arrow atau Patriot.
Imbasnya, tingkat keberhasilan intersepsi Iron Dome disebut-sebut menurun drastis, hanya mencapai sekitar 10-15 persen.Menurut Knutov, taktik pengacauan semacam ini bukanlah hal baru dalam dunia militer. Ia mencontohkan penggunaan teknik serupa oleh Amerika Serikat dalam Perang Vietnam dan oleh Mesir serta Israel sendiri dalam konflik Arab-Israel tahun 1970 dan 1973.
Pemancar pengacau digunakan untuk menciptakan sinyal palsu, mengelabui radar lawan, dan mengalihkan target rudal.
Dalam serangan ini, Iran dilaporkan berhasil menghantam sejumlah titik penting di Israel, termasuk markas Kementerian Pertahanan dan pangkalan udara yang menjadi rumah bagi jet tempur F-35 dan F-16.
Selain itu, Iran juga dikabarkan menyebar umpan dengan sangat efektif hingga membuat rudal Israel justru menghantam target palsu.
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : Sindonews.com