KONGKRIT.COM – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, menegaskan bahwa empat pulau yang kini tengah menjadi polemik batas wilayah antara Aceh dan Sumatera Utara merupakan bagian sah dari Provinsi Aceh.
Ia menyebutkan, selain nilai historis dan administratif, keempat pulau tersebut menyimpan potensi besar sumber daya energi dan gas bumi yang membuatnya diperebutkan.
Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek menjadi sorotan setelah Kementerian Dalam Negeri memasukkannya ke dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Keputusan itu memicu penolakan dari Pemerintah Aceh yang mengklaim memiliki bukti kuat atas kepemilikan keempat pulau tersebut.
“Kenapa sekarang jadi rebutan? Karena wilayah itu mengandung sumber energi dan gas yang nilainya sangat besar, setara dengan yang ada di Blok Andaman,” ujar Muzakir saat menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sabang, Sabtu, 14 Juni 2025.
Ia menyebutkan bahwa selain bukti sejarah, Aceh juga memiliki dokumen legal yang mendukung klaim terhadap pulau-pulau tersebut.Menurutnya, potensi kekayaan alam inilah yang membuat wilayah itu menjadi incaran banyak pihak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Jalal, menjelaskan bahwa lokasi keempat pulau memang berada tidak jauh dari area kerja migas lepas pantai barat Aceh atau WK Offshore West Aceh (OSWA).
“Dari sisi geografis, pulau-pulau itu berada dekat dengan wilayah kerja OSWA yang selama ini dikenal memiliki potensi migas,” ungkap Nasri.
Meski berada di kawasan strategis, Nasri menambahkan bahwa hingga kini belum tersedia data seismik yang cukup untuk menilai potensi migas secara menyeluruh di sekitar keempat pulau tersebut.
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : metrotvnews.com
