Satu Nyawa yang Selamat dari Perut Bumi: Laili Anhar Kisah Haru Ledakan Tambang Sawahlunto

×

Satu Nyawa yang Selamat dari Perut Bumi: Laili Anhar Kisah Haru Ledakan Tambang Sawahlunto

Bagikan berita
Satu Nyawa yang Selamat dari Perut Bumi Laili Anhar Kisah Haru Ledakan Tambang Sawahlunto
Satu Nyawa yang Selamat dari Perut Bumi Laili Anhar Kisah Haru Ledakan Tambang Sawahlunto

KONGKRIT.COM — Hari itu, 16 Juni 2009, adalah hari yang tak akan pernah bisa dilupakan oleh Laili Anhar.

Sebuah ledakan dahsyat mengguncang lubang tambang batu bara di Sawahlunto, tempatnya bekerja bersama 34 penambang lainnya.

Dalam hitungan detik, suasana berubah menjadi kegelapan yang mencekam dan penuh jeritan. Ketika debu mereda dan keheningan mengambil alih, hanya satu orang yang berhasil keluar hidup-hidup dari reruntuhan tambang. Orang itu adalah dia, Laili Anhar.

Kisah ini diceritakan langsung oleh Anhar saat ditemui media Kongkrit.com di kediamannya di Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Jumat, (9/5/2025). Meski telah berlalu 16 tahun, sorot mata Anhar masih menyimpan trauma mendalam.

“Saat ledakan terdengar, semua lampu di terowongan padam. Gelap total. Saya dengar teriakan, rintihan, bahkan suara seperti sapi yang disembelih. Mengerikan,” kenangnya.

Dalam kondisi penuh luka dan kebingungan, Anhar melihat secercah cahaya dari kejauhan.

“Di ujung sana, di mulut terowongan, cahaya senter melambai-lambai seperti memanggil. Saya merangkak ke arah cahaya itu. Dengan sekuat tenaga saya keluar dari terowongan maut itu,” tuturnya.

Anhar selamat dengan kondisi tubuh penuh luka: tangan yang nyeri, kepala berdarah, wajah lebam, dan gigi depan yang patah. Namun yang paling penting baginya, ia masih sadar — dan hidup.

"Itu adalah keajaiban," katanya.

Pengalaman pahit di perut bumi mengubah cara pandangnya tentang hidup. “Apa yang paling penting dalam hidup ini adalah pendidikan,” ucapnya mantap.

Editor : Zaitun Ul Husna
Bagikan

Berita Terkait
Terkini